Siapakah Dominikan

Dominikan adalah sebuah ordo religius yang didirikan Santo Dominikus pada abad ke-13 (1216) di Spanyol. Ordo Dominikan sering disebut juga Ordo Pewarta (Latin: Ordo Praedicatorum) yang disingkat OP.

Dominikan Awam

Dominikan Awam (dulu di kenal sebagai Ordo ketiga Dominikan) adalah kumpulan umat beriman, yang berpartisipasi dalam hidup kerohanian dan kerasulan Ordo Pewarta, dibawah bimbingan Persaudaraan Dominikan dan sesuai Anggaran Dasar yang telah disetujui Gereja.

Dominikan Awam Yogyakarta

Dominikan Awam (DA) Yogyakarta adalah komunitas awam yang berdomisili di kawasan Yogyakarta, yang rindu untuk menghidupi iman Katolik secara penuh melalui spiritualitas Santo Dominikus.

Persaudaraan DAY Resmi menjadi Chapter St. Martin de Porres

Dominikan Awam Yogyakarta (DAY) baru saja melalui tahapan penting dalam perkembangannya. Rabu, 17/1/2018

Minggu, 16 Oktober 2016

Buletin Retret Nasional 2016


























Sumber: Rm Seto & Tim (Arsip Retret Nasional 2016 http://bit.ly/retretda2016)




Senin, 10 Oktober 2016

Agenda Kegiatan DAY September-Oktober: Melayani Sepenuh Hati Dalam Retnas Dominikan Awam Indonesia 2016


Rm Seto, Wening, Sr Philo, Frederika Wiwik, Ipung, Rm Andre, Endang, Halim, Belen, Topo, Rm Rui, Kristin, Adi, Sian, Alex, Puji, Nur, Andien (digendong), Sr Irene, Sr Caritas

Kamis pagi, 29/9 menjadi hari yang sangat sibuk bagi anggota Dominikan Awam Yogyakarta. Sebagai tuan rumah retret nasional Dominikan Awam Indonesia, persiapan-persiapan dilakukan untuk menyambut anggota-anggota Dominikan Awam dari berbagai regio. Sehari sebelum retret nasional Dominikan Awam Indonesia dimulai, para koordinator regio datang lebih awal untuk membahas agenda acara dalam retret tersebut. Selain para koordinator regio, wakil Master Jenderal Ordo Dominikan atau Ordo Pewarta (OP) dari Roma, Pastor Rui Carlos Antunes e Almeida Lopes, OP dan Belen L Tangco, OP; presiden DA Asia Pasifik juga tiba lebih awal.

Wening, Ipung, Adi, Topo, Kristin, Halim, Sian, Frederika Wiwik, Andien (digendong), Nur, Endang
Mengemban tanggungjawab sebagai tuan rumah retret nasional Dominikan Awam memang menjadi tugas yang tak mudah bagi Dominikan Awam Yogyakarta mengingat jumlah anggotanya yang terbilang sedikit. Saat ini tercatat sebanyak 14 anggota aktif DA Yogyakarta. Dengan segelintir anggota inilah, DA Yogyakarta bahu membahu mempersiapkan retret nasional. Mulai dari penjemputan dan pengantaran peserta, pendaftaran peserta, pembagian kamar-kamar, konsumsi dan persiapan-persiapan lainnya.

Kekompakan DA Yogya dalam kreatifitas regio

Melayani Sepenuh Hati

Penjemputan dan pengantaran peserta retret nasional memang menjadi salah satu hal yang paling menyita perhatian dan energi panitia, mengingat jarak yang cukup jauh antara Kota Yogyakarta dan tempat diselenggarakannya retret nasional Dominikan Awam. Retret nasional Dominikan Awam tahun ini bertempat Wisma Sanjaya di Muntilan yang berjarak sekitar 30 Km dari Kota Yogyakarta.

Untuk itulah panitia perlu mengatur penjemputan dan pengantaran khususnya bagi peserta yang tiba di Bandara Adi Sucipto maupun di Stasiun Tugu, Yogyakarta. “Sejak awal panitia berusaha melayani dengan optimal dalam penjemputan dan pengantaran karena ini menjadi kesan pertama sekaligus memberikan kenyamanan bagi peserta,” ungkap Adi Ismawan, OP selaku koordinator transportasi.

Tak bisa dihindari, meskipun berbagai persiapan yang sudah dilakukan oleh panitia DA Yogyakarta masih menyisakan beberapa kekurangan yang dirasakan oleh sebagian peserta. Tentu saja kekurangan-kekurangan tersebut sangat tidak diharapkan oleh panitia. Panitia berusaha memberikan pelayanan optimal agar setiap peserta merasa nyaman.

Proses finishing buku materi Retret & Doa Pujian Dominikan

Tanggung jawab menjadi panitia retret nasional bagi setiap anggota DA Yogyakarta sekaligus menjadi kesempatan untuk melayani. “Memang tak mudah melayani lebih dari 100 orang peserta. Pasti ada hal-hal tak terduga yang terjadi. ” ujar Sianita, OP salah satu panitia retret nasional DA Yogyakarta usai acara digelar. “Sebelum acara ini semua mengalami ketegangan. Tetapi setelah acara berlangsung semua pasti merasakan pengalaman yang indah dan berkesan.”

Kepanitiaan retret nasional Dominikan Awam Indonesia ini juga menjadi kesempatan bagi anggota DA Yogyakarta untuk lebih mengenal satu sama lain dan mempererat tali persaudaraan. “ Saya melihat setiap anggota saling bahu membahu mengerjakan setiap tugas yang ada. Tidak ada yang pilih-pilih tugas, “ sebut Endang, OP saat memberikan kesan-kesannya berkaitan dengan kepanitiaan retret nasional.

Anda Halim, OP selaku ketua panitia pun begitu menghargai dan membesarkan hati semua anggota panitia. “Saya hanya ingin berterimakasih kepada setiap anggota karena sudah bekerja dengan maksimal. Saya menganggap tidak ada yang kurang.”

Panitia memasang spanduk selamat datang
Menjadi tuan rumah retret nasional Dominikan Awam Yogyakarta memang menjadi tugas yang istimewa bagi DA Yogyakarta di penghujung September 2016. Tugas ini sekaligus mendewasakan dan memperkaya perjalanan hidup berkomunitas bagi setiap anggota DA Yogyakarta. Di masa depan, DA Yogyakarta pastinya lebih siap dalam menerima tugas-tugas pelayanan lainnya. (ax/pj)

Selasa, 13 September 2016

Liputan Khusus Bakti Sosial Pengobatan Gratis Dalam Rangka Perayaan 800 Tahun Ordo Pewarta

Tak seperti biasanya, lapangan Kecamatan Sumbang, Banyumas yang lengang mulai didatangi masyarakat sekitar sejak pagi, 11/09. Sekitar 700-an warga masyarakat yang berasal dari desa-desa di kelurahan Sumbang seperti Limpakuwus, Tambaksogra, Karangcegak, Ciberem dan beberapa desa lainnya begitu antusias mengikuti pengobatan gratis yang diadakan oleh Konggregasi Suster-suster Santo Dominikus di Indonesia. Acara pengobatan gratis ini diadakan dalam rangka perayaan 800 Tahun Ordo Pewarta sekaligus sebagai ungkapan syukur 50 tahun pelayanan Balai Pengobatan Adi Dharma.

Acara pengobatan gratis yang didukung tak kurang dari 15 dokter ini dibuka oleh Wakil Bupati Banyumas, Budi Setiawan. “Pengobatan gratis ini adalah bentuk kegiatan berbagi untuk masyarakat. Gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya untuk mendapatkan layanan kesehatan dan juga obat-obatan yang dibutuhkan, “ kata Budi Setiawan dalam sambutannya.

Dalam kesempatan berikutnya, Sr. Theresa, OP menyampaikan bahwa kegiatan pengobatan gratis ini juga merupakan bentuk rasa syukur, “Jika selama ini Bapak dan Ibu yang mendatangi kami di Adi Dharma, maka kali ini kami yang mendatangi Bapak dan Ibu sebagai ucapan syukur telah diterima untuk melayani selama 50 tahun.” Balai Pengobatan Adi Dharma adalah salah satu karya Suster-suster Santo Dominikus di Indonesia. Balai pengobatan yang didirikan sejak tahun 1966 ini berlokasi di Jalan Kenanga, No. 21, Grendeng, Purwokerto.

Selain didukung dengan tenaga  dokter dari Balai Pengobatan Adi Dharma dan beberapa rumah sakit lainnya, kegiatan sosial pengobatan gratis ini juga didukung oleh puluhan tenaga medis dan relawan, salah satunya relawan dari Dominikan Awam Yogya. Acara yang diamankan sekitar 14 polisi ini berlangsung lancar dan berakhir sekitar pukul 12.00 WIB. Selain mendapatkan layanan pengobatan gratis, masyarakat yang datang juga mendapatkan bingkisan. (AX-PJ)







Senin, 05 September 2016

Liputan Khusus Rekoleksi Keluarga 800th Ordo: "Keluarga Merupakan Gereja Mini"


Rekoleksi bertema keluarga menjadi salah satu acara dalam serangkaian perayaan Yubelium 800 tahun Ordo Pewarta. Rekoleksi yang dimulai sejak sore (26/08) diisi oleh Romo Andreas Kurniawan, OP dan dihadiri keluarga-keluarga dari beberapa komunitas di Purwokerto, seperti Komunitas Pasutri Kana, Komunitas Marriage Encounter (ME), Kerasulan Keluarga Paroki St. Yoseph, Kerasulan Keluarga Paroki Katedral Kristus Raja dan keluarga-keluarga dari komunitas lainnya.
Dalam rekoleksi yang berlangsung penuh sukacita ini, Romo Andre berbagi pengalaman masa kecilnya. “Saya menyukai kegiatan mengunjungi orang sakit bersama Legio Maria tak lain karena pengalaman masa kecil yang begitu membekas. Ayah saya kerap mengajak mengunjungi orang sakit, sedangkan ibu sering membawa saya berkunjung ke penjara. “

Romo Andre menekankan betapa pentingnya memberikan pengalaman-pengalaman yang mengandung nilai-nilai Kristiani pada anak. Meskipun banyak orangtua yang memiliki waktu terbatas, namun nilai-nilai kristiani harus ditanamkan pada anak agar menjadi inspirasi di masa depannya kelak. Tak bisa disangkal bahwa penanaman nilai-nilai atau keutamaan Kristiani bermula dari keluarga.

Tak hanya berbagi pengalaman masa kecilnya, Romo Andre juga mengisahkan teladan dari keluarga yang dialami oleh St. Dominikus. “Dominikus kecil mengalami peristiwa yang begitu berkesan dalam keluarganya. Waktu itu di musim dingin yang sangat hebat, ibunya membagi-bagikan anggur bagi banyak orang tanpa sepengetahuan ayahnya. Dan keajaiban terjadi saat didapati anggur dalam gudang mereka tenyata tidak berkurang sehingga sang ayah tidak jadi murka.”

Melanjutkan kisahnya, Romo Andre menyebut  bahwa pengalaman di masa kecil Dominikus tersebut begitu membekas dan mempengaruhi Dominikus di kemudian hari. “Saat Dominikus dewasa, ia rela menjual buku-bukunya yang mahal karena terbuat dari kulit dan membagikan hasilnya kepada orang-orang miskin dan lapar.”

Rekoleksi keluarga ini mengajak kita untuk menyadari bahwa keluarga adalah gereja mini yang tak lain merupakan tanda kehadiran Kristus di dunia. Salah satu fungsi keluarga adalah menghadirkan Kristus baik di tengah anggota keluarga itu sendiri maupun bagi masyarakat umum. Tingkah laku seseorang sebagai orang Kristiani dilandasi oleh pendidikan yang baik dalam keluarganya. St. Yohanes Paulus II secara ringkas mengatakan dalam ensikliknya Evangelii Nuntiandi: “Keluarga patut diberi nama yang indah yaitu sebagai Gereja Rumah Tangga”. (EN 71).~ax/pj

Sabtu, 02 Juli 2016

Misa Pengikraran Kaul Pertama Sr. Norbertine, OP dan Sr. Lutgardis, OP

Sr. Norbertine menerima buku Konstitusi Kongregasi dari Sr. Anna Marie, OP
“Saya Suster Maria Norbertine L. Napitu OP, mengucapkan kaul dan berjanji akan taat kepada Tuhan, kepada St. Perawan Maria, kepada St. Dominikus kepada Suster Anna Marie Dwiyanti Suprihastuti selaku pemimpin Kongregasi Suster-suster Santo Dominikus di Indonesia dan para penggantinya sesuai dengan Regula Santo Agustinus dan Konstitusi Kongregasi ini. Saya mau hidup sebagai perawan Kristus yang bersikap taat dan miskin seperti Kristus untuk jangka waktu satu tahun.”

Ikrar yang sama juga diucapkan dengan hikmat oleh Suster Maria Lutgardis Febi Tri Wardani, OP dalam misa pengikraran kaul pertama yang diadakan di Kapel Novisiat Suster-suster Santo Dominikus, di Baciro, Yogyakarta, Sabtu (2/7). Setelah mengucapkan ikrar, kedua suster menerima Cincin, Salib dan Buku Konstitusi Kongregasi dari Pemimpin Kongregasi Suster-suster St. Dominikus, Sr. Anna Marie, OP.

Misa yang dihadiri tak kurang dari 100 umat yang terdiri dari para Suster-suster Santo Dominikus, keluarga kedua suster yang mengucapkan kaul pertama, para bruder, frater, romo dan beberapa Dominikan Awam Yogyakarta ini dipimpin oleh Rm. Aloysius Purwa Hadiwardoyo, MSF dan Rm. St. Eko Riyadi, Pr.

Dalam homilinya, Rm. Aloysius Purwa Hadiwardoyo, MSF mengingatkan bahwa Tuhan sendirilah yang memanggil para suster untuk hidup membiara. “Karena Tuhan yang memanggil, maka tugas kita adalah mengikuti yang memanggil. Rahmat dan karunia Tuhan yang akan menjadi senjata. Dari segi manusia memang sulit untuk hidup menjadi suster, bruder atau pastor. Tetapi Tuhan yang akan menjamin sehingga tak perlu merasa kuatir. Tuhan akan memberikan pertolongan.“ Rm. Aloysius Purwa juga mengingatkan kembali tentang makna kaul yang diucapkan dan dijalani oleh para biarawan dan biarawati yakni kaul kemiskinan, kaul ketaatan dan kaul selibat.

Sebelum misa ditutup, Sr. Anna Marie, OP selaku pemimpin kongregasi menyampaikan terimakasih kepada perwakilan keluarga yang telah menyerahkan puteri-puterinya untuk dididik dalam kongregasi Suster-suster Santo Dominikus. Dalam kesempatan yang sama, beliau juga mengumumkan penugasan pertama bagi kedua suster yang baru saja mengikrarkan kaul pertama. Sr. Lutgardis, OP ditugaskan ke Biara Santa Maria Suster-suster Santo Dominikus di Cimahi, sedangkan Sr. Norbertine, OP diutus ke Biara Suster-suster Santo Dominikus di Lenteng Agung, Jakarta. 

“Ikrar kaul pertama kedua suster ini menjadi terasa lebih istimewa karena bertepatan dengan peringatan Yubileum 800 tahun Ordo Dominikan. Kedua suster ini telah diteguhkan dan dikuatkan dalam perutusan setiap hari dengan dua berkat yang juga menjadi bekal bagi seluruh ordo yakni berkat Dominikan yang didoakan setiap hari dan berkat ekaristi,“ kata Sr. Anna Marie, OP mengakhiri sambutannya. (pj)

Jumat, 01 Juli 2016

Penerimaan Busana Kebiaraan Sr. Maria Gisela, OP

Postulan Egi menerima busana kebiaraan dari Sr. Anne Marie, OP
"Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku." (Flp 4:13). Tema ini yang dipilih Etty Safitri Egidia Sembiring (Egi) untuk menerima busana kebiaraannya.

Setelah mengutarakan perasaannya untuk memulai masa pendidikan menjadi calon Suster Dominikanes, Egi mendengarkan dengan baik pembacaan Konstitusi Dasar Ordo Pewarta yang menjadi tumpuan hidup para suster-suster Santo Dominikus. Kemudian Sr. Anne Marie OP pemimpin Kongregasi Suster OP Indonesia menanyakan kesediaan postulan untuk menjadi biarawati dan mengikuti masa pendidikan biarawati. Pernyataan kesediaan dinyatakan dengan tegas oleh Egi sebagai satu-satunya calon novis di tahun 2016 ini.

Busana kebiaraan yang sudah diberkati pun lantas diterima oleh Egi. Tak hanya itu saja, Egi juga menerima nama kebiaraan. Mulai saat itu, Egi akan dipanggil dan dikenal sebagai Suster Maria Gisela, OP.

Sr. M. Gisela, OP bersama Rm. Chandra, Pr dan Suster-suster Dewan Kongregasi Dominikan
Penerimaan busana kebiaraan Suster-suster Santo Dominikus ini dilaksanakan di Kapel Novisiat Baciro, Yogyakarta, (1/7). Sekitar 100-an umat yang terdiri dari para Suster-suster Santo Dominikus dari Yogyakarta, Wonosari, Purwokerto dan Jakarta, keluarga calon novis, beberapa aspiran dan Dominikan Awam Yogyakarta menghadiri acara penerimaan busana kebiaraan tersebut.

Penerimaan busana kebiaraan yang diiringi koor dari para suster yunior dan beberapa aspiran ini dipimpin oleh Rm. Stevanus Chandra Pr. Dalam homilinya, Rm. Chandra menyemangati Sr. Maria Gisela OP sebagai satu-satunya novis. Kehidupan di biara memang tidak mudah namun dengan membangun hidup rohani yang berkualitas dan bertumpu pada Yesus sendiri, maka menjadi mudah untuk hidup berdampingan dalam sebuah komunitas.

“Seseorang yang memiliki hidup rohani yang semakin baik, maka ia pun menjadi lebih mudah untuk hidup berdampingan dengan orang lain, termasuk dalam komunitas,” kata Rm. Chandra setelah membagikan pengalamannya saat pertama kali menempuh pendidikan di seminari. “Hidup dalam komunitas harus dijalani dengan menikmati aturan-aturan dalam komunitas tersebut. Tak perlu memprotes aturan-aturan yang ada tetapi ikuti dan jalani dengan ringan, mengalir dan kerelaan.”

Sr. Gisela, OP bersama Dominikan Awam Yogyakarta
Seusai ibadat sabda, Sr. Anna Marie, OP berterimakasih kepada perwakilan keluarga yang telah menyerahkan puteri mereka ke dalam kongregasi. “Jenjang masa novisiat dimulai hari ini sebagai masa novis pertama. Nama Gisela diambil dari nama seorang santa dari Hungaria yang sangat luar biasa karena mewartakan Kristus. Karena itu mohon doa restunya agar harapan Sr. Gisela dan kongregasi menjadi tanda sukacita kita. Seperti Bapa Paus mengatakan dimana religius hadir, di situlah ada sukacita. Sukacita yang menjadi berkat bagi kita semua.“ (pj/ax)

Kamis, 30 Juni 2016

Misa Penerimaan Postulan, Novis dan Pembaharuan Kaul DA Yogyakarta

Dominikan Awam Yogyakarta bersama Rm. Andreas Kurniawan, OP
Ucapan proficiat silih berganti diterima oleh 7 orang anggota komunitas Dominikan Awam (DA) Yogyakarta. Empat anggota memperbaharui kaul untuk jangka waktu satu tahun, satu anggota diterima sebagai novis, dan dua orang menjadi postulan. Ucapan proficiat juga diterima oleh anggota-anggota komunitas DA lainnya dan para suster yang sudah bahu membahu bekerja keras mempersiapkan acara dari awal hingga akhir. 

Acara misa penerimaan novis dan postulan serta pembaharuan kaul tersebut diadakan di ruang pertemuan di Biara St. Katarina, Jl. Pandega, Yogyakarta, (29/6). Sekitar 50 umat, termasuk para suster, Dominikan Awam dari Yogyakarta, Cirebon, Jakarta dan Surabaya serta beberapa keluarga DA Yogyakarta menghadiri misa itu. 

Sehari sebelumnya, Selasa (28/6) menjadi saat yang sibuk bagi seluruh anggota komunitas DA Yogyakarta. Berkumpul di biara St. Katarina, Suster Dominika, OP dan anggota DA Yogyakarta bahu membahu mempersiapkan tempat untuk misa penerimaan postulan, novis dan pembaharuan kaul. Tahun 2016 memang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Misa penerimaan dan pembaharuan kaul tidak diadakan di kapel novisiat suster-suster Santo Dominikus di Baciro sehubungan dengan Triduum yang sedang dilaksanakan oleh para suster. 
 
Anggota Dominikan Awam Yogyakarta

Misa dimulai pukul 17.00 dipimpin oleh Rm. Andreas Kurniawan, OP. Dalam homilinya, Rm. Andreas mengisahkan kembali perjalanan jatuh bangun Santo Dominikus dalam membangun kongregasi sejak awal abad 13 hingga kini. “Dalam hidup seringkali kita menghadapi keadaan yang tidak sesuai dengan rencana. Lalu muncul rasa takut dan kuatir. Demikian juga yang dialami oleh Santo Dominikus. Perjalanan Santo Dominikus tidak mulus dalam mendirikan konggregasinya. Tetapi jika kita percaya pada terang Kristus, maka rasa takut akan sirna.”

Rm. Andreas menyebut bahwa sosok Santo Dominikus yang selalu ceria membuatnya mudah diterima di mana saja. Kesulitan-kesulitan pun satu demi satu bisa terselesaikan. Romo lalu mengingatkan bahwa hati yang sukacita akan terpancar melalui wajah yang juga penuh sukacita sehingga orang-orang di sekeliling bisa melihat sukacita yang sama.

Dalam sambutannya, Suster Anna Marie, OP menceritakan pengalamannya dalam pertemuan para suster Dominikan seluruh dunia, “Di situ diharapkan peran Dominikan Awam menjadi pasukan para suster Dominikan. Dari 87 negara ada beberapa negara yang merasakan sangat bersukacita berkat kehadiran para Dominikan Awam. Marilah kita semakin berkembang, semakin banyak. Bukan hanya mewartakan tentang Yesus saja tetapi juga memperlihatkan sikap dimana kita diutus bisa membawa sebuah kerahiman dan kebenaran untuk mewartakan kehidupan kita.“
Rm. Andreas bersama para suster OP dan Dominikan Awam
Selaku Koordinator Dominikan Awam Indonesia, Theo Atmadi, OP memberi pesan, "Suatu persaudaraan bukan hanya kenyataan sebagai saudara saja tetapi bagaimana kita memaknai persaudaraan itu baik dalam komunitas kita dalam Dominikan Awam, di komunitas Dominikan Indonesia dan juga dimana saja. Mari kita bersatu bersemangat untuk tetap menjalani spiritualitas dominikan dengan bimbingan romo dan para suster kita."

Rm. Andreas Kurniawan, OP berharap, spiritualitas Dominikan yang sudah diyakini dan diimani ini tidak berhenti di sini saja tetapi bisa diwariskan kepada orang-orang terdekat seperti sahabat dan keluarga. “Semoga semakin banyak anggota keluarga Dominikan, semakin kita bisa menunjukkan persaudaraan dan semakin bisa memberikan sumbangan yang luar biasa untuk gereja dan negara. Tuhan memberkati kita semua,“ pungkasnya. (pj)




Minggu, 19 Juni 2016

Rekoleksi Sehari Dominikan Awam Yogyakarta

Komitmen dan Kesetiaan itulah tema yang diambil dalam rekoleksi sehari yang diadakan bagi para anggota Dominikan Awam Yogyakarta, Jumat (17/6). Dengan diikuti sebanyak 14 peserta dan dipandu oleh Sr. Dominika, OP, acara berlangsung dari pagi pukul 9 hingga malam pukul 8 bertempat di Griya Notoharsono, Turi, Sleman.

Acara rutin yang diadakan setiap setahun sekali menjelang ikrar/janji setia ini biasanya digelar selama 3 hari. Namun untuk mengurangi beban anggaran karena tahun ini ada acara Retret Nasional Dominikan Awam di wilayah Yogyakarta yang diadakan pada bulan September mendatang, maka rekoleksi diadakan sehari tanpa mengurangi nilai-nilai rekoleksi.

Koordinator Dominikan Awan Yogyakarta, RB Adi Ismawan, OP mengatakan, “Tujuan acara rekoleksi ini adalah persiapan bagi anggota Dominikan Awam (DA) yang akan diterima menjadi anggota baru sebagai postulan, novis dan pengulangan janji setia bagi 7 anggota kaul kekal tanggal 29 Juni mendatang. Diharapkan kita diingatkan kembali akan tugas-tugas sebagai DA dan semakin memaknai hidup sebagai anggota sesuai ketentuan AD/ART Ordo Dominikan.”

Dalam presentasinya Sr. Dominika, OP menegaskan, “Kita harus memahami prioritas kewajiban sebagai anggota komunitas Dominikan Awam terlebih bagi anggota yang sudah mengikarkan janji setia. Karena tugas dalam komunitas DA sesungguhnya berada di bawah Sakramen sehingga seharusnya menjadi prioritas yang lebih diutamakan dari tugas pelayanan lainnya di gereja dan lingkungan.” Beliau juga menjelaskan, “Karena di bawah Sakramen maka tugas komunitas DA dapat ditinggalkan jika hal-hal terkait Sakramen harus dilakukan semisal harus merawat suami/istri yang sakit.”

Anggota komunitas DA juga diingatkan bahwa titik awal ketaatan sejati bagi seorang anggota Dominikan Awam adalah dengan mendengarkan. Dalam mendengarkan dibutuhkan semangat untuk mengosongkan diri dari ego dan menyangkal diri, memiliki semangat miskin dan haus akan apa yang disampaikan.

Banyak privilesi yang didapatkan sebagai Dominikan Awam, hal ini sudah semestinya menjadi pemicu semangat tersendiri bagi setiap anggotanya. Sungguh begitu istimewa menjadi anggota Dominikan Awam karena mendapatkan privilesi dari Ordo Dominikan. Untuk itu anggota harus memiliki komitmen dan kesetiaan yang tangguh agar privilesi itu tidak hilang. Tidak hanya aktif di kegiatan DA tapi tentunya harus dapat meningkatkan kualitas hidup para anggotanya.

Saat ini anggota Dominikan Awam Yogyakarta berjumlah 15 orang, terdiri dari 3 aspiran, 5 kaul sementara dan 7 kaul kekal. Sebagai penutup RB Adi Ismawan, OP berharap, “Semoga dengan rekoleksi ini kita semakin mengkristal dalam semangat Dominikan Awam.” (alx)